ditulis oleh Zen el-Fuad, Motivator Sinergi Semesta.
“Tetaplah bergerak, sebab di balik frustasi ada prestasi, dan di balik masalah ada solusi. Biarkan kakimu melangkah menuju kesuksesan hakiki”.
Untuk mewujudkan impian kita, terdapat rumus/formula dari Jurus Motisakti seperti di bawah ini.
H = (I x P x K)^T
H = Hasil (Terwujudnya Impian, Tercapainya yg diimpikan)
I = Impian
P = Pedoman
K = Kemampuan
T = Tawakal
tanda ^ = pangkat
tanda x = kali
Hasil (Terwujudnya Impian)
Kita semua tentunya ingin agar setiap impian kita dapat terwujud. Dengan kata lain, kita ingin agar kualitas nilai H (Terwujudnya Impian) kita setinggi mungkin.
Dari rumus di atas menunjukkan bahwa terwujudnya impian kita sangat bergantung dari 4 hal, yaitu : Bagaimana kualitas nilai Impian, Pedoman, Kemampuan, dan Tawakal kita. Seberapa besar nilai I, P, K, dan T kita.
Misalkan :
Nilai I, P, T kita bagus, tapi K kita nol, tentu saja hasilnya akan nol.
Nilai I, P, K kita bagus, tapi T (Tawakal) kita kecil sekali, maka Hasilnya (H) tentu akan kecil.
IMPIAN (I)
Impian yang baik (kualitas nilainya tinggi) adalah impian yang jelas dan fokus, bernuansa dunia dan akherat, serta memberikan banyak manfaat bagi sebanyak mungkin orang (otomatis diri sendiri akan terkait didalamnya).
PEDOMAN (P)
Pedoman artinya “PEMAHAMAN KITA” tentang makna dan ikhtiar kesuksesan (usaha untuk sukses), maksudnya pemahaman kita tentang bagaimana dapat sukses dengan jalan yang benar.
Jadi pedoman adalah apa pun yang kita fahami dan yakini, dan apa pun yang ada dalam logika pikiran bawah sadar kita.
Nilai Pedoman yang maksimal dapat kita raih melalui pembelajaran hidup, misalnya melalui keluarga, pengalaman-pengalaman kita, lingkungan kita, orang-orang di sekitar kita, Al-Qur’an, as-Sunnah, sirah, juga buku-buku atau referensi yang berkualitas.
Semakin tinggi pemahaman kita, maka kualitas nilai P akan semakin tinggi, tentu saja H juga semakin tinggi.
KEMAMPUAN (K)
Kemampuan berbeda dengan Pedoman.
Jika pedoman bernuansa TEORI dan keilmuan, sedangkan kemampuan bernuansa AKSI dan pengalaman.
Kemampuan bermakna sudah sejauh mana kita memperjuangkan pedoman yang kita yakini tersebut. Maksudnya sudah sejauh mana kita melaksanakan, mengamalkan, menerapkan semua teori dan ilmu yang kita fahami dan yakini tsb.
Jadi Kemampuan adalah apa pun yang sudah kita KERJAKAN berdasarkan keyakinan kita (pedoman kita).
Untuk meningkatkan kemampuan kita, maka kita harus selalu beraksi (praktek) dan menambah skill, menambah pengetahuan, pemahaman dan keyakinan kita melalui berbagai pedoman kehidupan yang benar.
TAWAKAL (T)
Tawakal artinya menyerahkan semuanya kepada Allah.
Bertawakal yang baik tidak hanya diekspresikan setelah kita berusaha, tetapi meliputi keseluruhannya baik ketika AKAN, SEDANG, maupun SETELAH berusaha.
Allah berfirman :
“ . . . . . apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” : Q.S. Ali 'Imran [3] ayat 159.
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. . . .” : Q.S. Ath-Talaq [65] ayat 3.
Jadi, yang namanya tawakal itu sudah dimulai sejak kita membulatkan tekad, yaitu sejak kita menetapkan impian-impian kita. Dan senantiasa bertawakal ketika kita sedang berusaha mengejar impian-impian itu, maupun setelah berusaha.
AKHIRNYA ….
Mohon diperhatikan rumus di atas dengan khidmat.
Ketika sebuah angka dikalikan dengan nol, maka hasilnya akan sama dengan nol. Artinya, walaupun kita memiliki impian yang bernilai tinggi, lalu diiringi oleh pedoman yang sangat hebat dan Islami. Tapi jika aksinya nol besar, maka hasilnya (nilai H) akan sama dengan nol, berarti impian tidak terwujud.
Kemudian, walaupun nilai I, P, K baik, namun kita tidak “memangkatkannya” dengan nilai tawakal (T) yang tinggi, maka hasilnya tidak signifikan. Misalnya saja T=0, maka sebesar apa pun nilai I, P, K kita, maka hasilnya hanya 1.
Apalagi, jika nilai tawakal kita minus, maka hasilnya tidak akan pernah lebih dari 1, bahkan mendekati nol.
Nilai tawakal seseorang bisa menjadi minus, jika dia sudah menjadi pribadi yang sombong dan syirik. Karena dengan begitu dia telah salah dalam menggantungkan impian, pedoman dan kemampuannya pada sesuatu yang lain. Na’udzu billahi min dzalik.
Namun, jika kita memiliki I, P, K, dan T yang bernilai positif, kita akan mendapatkan hasil positif pula. Semakin besar nilai I, P, K kita ditambah dengan nilai T yang lebih besar, maka hasilnya akan luar biasa.
Perlu diingat bahwa kita akan sangat sulit bertawakal, jika I, P, K kia tidak maksimal. Sehingga , untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, kita harus berusaha keras memaksimalkan IMPIAN, PEDOMAN, dan KEMAMPUAN kita, serta memangkatkannya dengan tawakal kepada Allah. Dengan begitu, yakinlah hasilnya akan luar biasa.
Allah berfirman :
“ Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”. Q.S. Ali 'Imran [3] ayat 160.
Semua tulisan di atas ini, jika kita fahami dengan benar, maka akan meningkatkan pengetahuan kita berarti meningkatkan pedoman (P) kita. Namun perlu diingat, kata-kata bijak berikut ini :
“Sejuta teori akan tumbang oleh satu aksi, maka selaraskanlah antara teori dan aksi”.
Jadi marilah kita ber-“aksi”, yaitu berbuat, berusaha keras untuk melakukannya, tidak sekadar faham dan berteori.
“Tetaplah bergerak, sebab di balik frustasi ada prestasi, dan di balik masalah ada solusi. Biarkan kakimu melangkah menuju kesuksesan hakiki”.
Untuk mewujudkan impian kita, terdapat rumus/formula dari Jurus Motisakti seperti di bawah ini.
H = (I x P x K)^T
H = Hasil (Terwujudnya Impian, Tercapainya yg diimpikan)
I = Impian
P = Pedoman
K = Kemampuan
T = Tawakal
tanda ^ = pangkat
tanda x = kali
Hasil (Terwujudnya Impian)
Kita semua tentunya ingin agar setiap impian kita dapat terwujud. Dengan kata lain, kita ingin agar kualitas nilai H (Terwujudnya Impian) kita setinggi mungkin.
Dari rumus di atas menunjukkan bahwa terwujudnya impian kita sangat bergantung dari 4 hal, yaitu : Bagaimana kualitas nilai Impian, Pedoman, Kemampuan, dan Tawakal kita. Seberapa besar nilai I, P, K, dan T kita.
Misalkan :
Nilai I, P, T kita bagus, tapi K kita nol, tentu saja hasilnya akan nol.
Nilai I, P, K kita bagus, tapi T (Tawakal) kita kecil sekali, maka Hasilnya (H) tentu akan kecil.
IMPIAN (I)
Impian yang baik (kualitas nilainya tinggi) adalah impian yang jelas dan fokus, bernuansa dunia dan akherat, serta memberikan banyak manfaat bagi sebanyak mungkin orang (otomatis diri sendiri akan terkait didalamnya).
PEDOMAN (P)
Pedoman artinya “PEMAHAMAN KITA” tentang makna dan ikhtiar kesuksesan (usaha untuk sukses), maksudnya pemahaman kita tentang bagaimana dapat sukses dengan jalan yang benar.
Jadi pedoman adalah apa pun yang kita fahami dan yakini, dan apa pun yang ada dalam logika pikiran bawah sadar kita.
Nilai Pedoman yang maksimal dapat kita raih melalui pembelajaran hidup, misalnya melalui keluarga, pengalaman-pengalaman kita, lingkungan kita, orang-orang di sekitar kita, Al-Qur’an, as-Sunnah, sirah, juga buku-buku atau referensi yang berkualitas.
Semakin tinggi pemahaman kita, maka kualitas nilai P akan semakin tinggi, tentu saja H juga semakin tinggi.
KEMAMPUAN (K)
Kemampuan berbeda dengan Pedoman.
Jika pedoman bernuansa TEORI dan keilmuan, sedangkan kemampuan bernuansa AKSI dan pengalaman.
Kemampuan bermakna sudah sejauh mana kita memperjuangkan pedoman yang kita yakini tersebut. Maksudnya sudah sejauh mana kita melaksanakan, mengamalkan, menerapkan semua teori dan ilmu yang kita fahami dan yakini tsb.
Jadi Kemampuan adalah apa pun yang sudah kita KERJAKAN berdasarkan keyakinan kita (pedoman kita).
Untuk meningkatkan kemampuan kita, maka kita harus selalu beraksi (praktek) dan menambah skill, menambah pengetahuan, pemahaman dan keyakinan kita melalui berbagai pedoman kehidupan yang benar.
TAWAKAL (T)
Tawakal artinya menyerahkan semuanya kepada Allah.
Bertawakal yang baik tidak hanya diekspresikan setelah kita berusaha, tetapi meliputi keseluruhannya baik ketika AKAN, SEDANG, maupun SETELAH berusaha.
Allah berfirman :
“ . . . . . apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” : Q.S. Ali 'Imran [3] ayat 159.
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. . . .” : Q.S. Ath-Talaq [65] ayat 3.
Jadi, yang namanya tawakal itu sudah dimulai sejak kita membulatkan tekad, yaitu sejak kita menetapkan impian-impian kita. Dan senantiasa bertawakal ketika kita sedang berusaha mengejar impian-impian itu, maupun setelah berusaha.
AKHIRNYA ….
Mohon diperhatikan rumus di atas dengan khidmat.
Ketika sebuah angka dikalikan dengan nol, maka hasilnya akan sama dengan nol. Artinya, walaupun kita memiliki impian yang bernilai tinggi, lalu diiringi oleh pedoman yang sangat hebat dan Islami. Tapi jika aksinya nol besar, maka hasilnya (nilai H) akan sama dengan nol, berarti impian tidak terwujud.
Kemudian, walaupun nilai I, P, K baik, namun kita tidak “memangkatkannya” dengan nilai tawakal (T) yang tinggi, maka hasilnya tidak signifikan. Misalnya saja T=0, maka sebesar apa pun nilai I, P, K kita, maka hasilnya hanya 1.
Apalagi, jika nilai tawakal kita minus, maka hasilnya tidak akan pernah lebih dari 1, bahkan mendekati nol.
Nilai tawakal seseorang bisa menjadi minus, jika dia sudah menjadi pribadi yang sombong dan syirik. Karena dengan begitu dia telah salah dalam menggantungkan impian, pedoman dan kemampuannya pada sesuatu yang lain. Na’udzu billahi min dzalik.
Namun, jika kita memiliki I, P, K, dan T yang bernilai positif, kita akan mendapatkan hasil positif pula. Semakin besar nilai I, P, K kita ditambah dengan nilai T yang lebih besar, maka hasilnya akan luar biasa.
Perlu diingat bahwa kita akan sangat sulit bertawakal, jika I, P, K kia tidak maksimal. Sehingga , untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, kita harus berusaha keras memaksimalkan IMPIAN, PEDOMAN, dan KEMAMPUAN kita, serta memangkatkannya dengan tawakal kepada Allah. Dengan begitu, yakinlah hasilnya akan luar biasa.
Allah berfirman :
“ Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”. Q.S. Ali 'Imran [3] ayat 160.
Semua tulisan di atas ini, jika kita fahami dengan benar, maka akan meningkatkan pengetahuan kita berarti meningkatkan pedoman (P) kita. Namun perlu diingat, kata-kata bijak berikut ini :
“Sejuta teori akan tumbang oleh satu aksi, maka selaraskanlah antara teori dan aksi”.
Jadi marilah kita ber-“aksi”, yaitu berbuat, berusaha keras untuk melakukannya, tidak sekadar faham dan berteori.
0 Coment:
Posting Komentar