Sabtu, 17 Desember 2011
Kamis, 15 Desember 2011
Ekologi Manusia dan Kesadaran Individu dalam Pengelolaan Lingkungan
Posted by Akbar
On 08.12
DEFINISI Ekologi Manusia, menurut
Amos H Hawley (1950:67) dikatakan, “Human ecology may be defined,
therefore, in terms that have already been used, as the study of the
form and the development of the community in human population.” (Ekologi
manusia, dengan demikian bisa diartikan, dalam istilah yang biasa
digunakan, sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan
komunitas dalam sebuah populasi manusia).
Frederick Steiner (2002:3) mengatakan, “This new
human ecology emphasizes complexity over-reductionism, focuses on
changes over stable states, and expands ecological concepts beyond the
study of plants and animals to include people. This view differs from
the environmental determinism of the early twentieth century.” (Ekologi
Manusia Baru menekankan pada over-reduksionisme yang cukup rumit,
memfokuskan pada perubahan negara yang stabil, dan memperluas konsep
ekologi melebihi studi tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan menuju
keterlibatan manusia. Pandangan ini berbeda dari determinisme lingkungan
pada awal-awal abad ke-20). Menurut Gerald L Young (1994:339)
dikatakan, “Human ecology, then, is “an attempt to understand the inter-relationships between the human species and its environment”
(Dengan demikian ekologi manusia, adalah suatu pandangan yang mencoba
memahami keterkaitan antara spesies manusia dan lingkungannya).
Persamaan dari ketiga definisi yang dikemukakan di
atas adalah bahwa pengertian “Ekologi Manusia” merujuk pada suatu ilmu
(oikos = rumah/tempat tinggal ; logos = ilmu) dan mempelajari interaksi
lingkungan dengan manusia sebagai perluasan dari konsep ekologi pada
umumnya.
Perbedaaan dari ketiga definisi tersebut adalah pada
titik tekan (emphasizes) para pakar dalam mendefinisikan “Ekologi
Manusia”, yang masing-masing sebagai berikut. Hawley menekankan pada
studi tentang bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi
manusia (masyarakat) –dalam kaitannya dengan lingkungan. Steiner
menekankan pada era baru ilmu “Ekologi Manusia” yang memperluas dari
ekologi yang hanya mempelajari lingkungan tumbuhan dan hewan menuju
keterlibatan manusia secara kompleks). Young menekankan pada keterkaitan
(interaksi) antara manusia dan lingkungannya saja.
Ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley (1950):
“Human Ecology, like plant and animal ecology, represents a special
application of the general viewpoint to a particular class of living
things. It involves both a recognition of the fundamental unity of
animate nature and an awareness that there is differentiation within
that unity. Man, as we have seen, not only occupies a niche in nature’s
web of life, he also develops among his fellows an elaborate community
of relations comparable in many important respects to the more inclusive
biotic community.” Jadi ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley
adalah sebagaimana pernyataannya, “Ekologi Manusia, sebagaimana ekologi
tumbuh-tumbuhan dan manusia, merepresentasikan penerapan khusus dari
pandangan umum pada sebuah kelas khusus dalam sebuah kehidupan. Ini
meliputi dua kesadaran kesatuan mendasar dari lingkungan hidup dan
kesadaran bahwa ada perbedaan dalam kesatuan tersebut. Manusia,
sebagaimana kita tahu, tidak hanya bekerja dalam sebuah tempat jaringan
kehidupan, melainkan dia juga mengembangkan di antara anggota-anggotanya
sebuah pengalaman hubungan lingkungan yang sebanding dalam
tanggungjawab pentingnya atas lingkungan hidup yang lebih terbuka.”
Steiner (2002) menyatakan bahwa ruang lingkup ekologi
manusia adalah meliputi: (1) Set of connected stuff (sekelompok hal
yang saling terkait); (2) Integrative traits (ciri-ciri yang
integratif); (3) Scaffolding of place and change (Perancah tempat dan
perubahan).
Kesadaran Individu dalam Masyarakat
Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktifitas lingkungan maupun aktifitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungannya.
Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktifitas lingkungan maupun aktifitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungannya.
Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana
menciptakan suatu yang indah atau bersih saja, akan tetapi ini sudah
masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak orang lain. Hak
orang lain tersebut adalah untuk menikmati dan merasakan keseimbangan
alam secara murni. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya
merusak saja, sebaiknya dihindari dalam perspektif ini. Oleh karena itu,
tindakan suatu kelompok yang hanya ingin menggapai keuntungan pribadi
saja sebaiknya juga harus meletakkan rasa toleransi ini.
Dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa kesadaran
masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk dari toleransi ini.
Toleransi atau sikap tenggang rasa adalah bagian dari konsekuensi logis
dari kita hidup bersama sebagai makhluk sosial. Melanggar konsekuensi
ini juga berarti melanggar etika berkehidupan bersama. Seperti dikatakan
Plato bahwa manusia adalah makhluk sosial yang perlu menghargai satu
dan lainnya. Demikian juga halnya dengan perspektif lingkungan, hal yang
sama juga berlaku di sini.
Kondisi senyatanya dari masyarakat kita mengenai kesadaran lingkungan hidup ini nampaknya masih tercermin seperti apa yang dikatakan P. Joko Subagyo seperti berikut ini, bahwa ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
Kondisi senyatanya dari masyarakat kita mengenai kesadaran lingkungan hidup ini nampaknya masih tercermin seperti apa yang dikatakan P. Joko Subagyo seperti berikut ini, bahwa ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
1. Rasa tepo seliro yang cukup tinggi, dan tidak terlalu ingin mengganggu.
2. Tidak memikirkan akibat yang akan terjadi, sepanjang kehidupan saat ini masih berjalan dengan normal.
3. Kesadaran melapor (jika ada hal-hal yang tidak berkenan dan dianggap sebagai melawan hukum lingkungan) nampaknya masih kurang. Hal ini dirasakan akan mengakibatkan masalah lingkungan semakin panjang.
4. Tanggungjawab mengenai kelestarian alam masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali.
Untuk membahas hal ini, maka dalam bab ini kita akan membahas pada salah satu jenis perusakan lingkungan, yakni pencemaran lingkungan –baik udara maupun air– dan sekaligus membahas mengenai cara menanggulanginya, sebagai bentuk usaha kuratif maupun preventif.
2. Tidak memikirkan akibat yang akan terjadi, sepanjang kehidupan saat ini masih berjalan dengan normal.
3. Kesadaran melapor (jika ada hal-hal yang tidak berkenan dan dianggap sebagai melawan hukum lingkungan) nampaknya masih kurang. Hal ini dirasakan akan mengakibatkan masalah lingkungan semakin panjang.
4. Tanggungjawab mengenai kelestarian alam masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali.
Untuk membahas hal ini, maka dalam bab ini kita akan membahas pada salah satu jenis perusakan lingkungan, yakni pencemaran lingkungan –baik udara maupun air– dan sekaligus membahas mengenai cara menanggulanginya, sebagai bentuk usaha kuratif maupun preventif.
Pencemaran Lingkungan
Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga (3) golongan besar, yakni:
1. Lingkungan Fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2. Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda hidup.
3. Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.
Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga (3) golongan besar, yakni:
1. Lingkungan Fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2. Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda hidup.
3. Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya mesti
dijaga dari kerusakan yang parah. Suatu kehidupan lingkungan akan sangat
tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu, masyarakat secara
terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara dan
bertanggungjawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga
semuanya itu tidak ada lagi yang bisa dimintai pertanggungjawaban
kecuali manusia sebagai pemakai / pengguna itu sendiri. Kerusakan suatu
lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula
sebaliknya. Lingkungan merupakan unsur penentu dari kehidupan
mendatang. Lingkungan alam merupakan prasyarat pokok mengapa dan
bagaimana pembangunan itu diselenggarakan. Bagi program pembangunan itu
sendiri, apabila pelaksanaannya sesuai dengan program yang telah
dijalankan, maka orientasi untuk menjaga lingkungan semesta pun akan
bisa dilakukan. Sebaliknya, jika pembangunan dilakukan hanya digunakan
untuk mencapai tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi semata, maka hal
itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup serius. Salah satu
produk dari kerusakan lingkungan itu adalah pencemaran, baik air, tanah
maupun udara.
Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui
ukuran zat pencemar yang diizinkan dibuang pada suatu jangka waktu
tertentu. Misalnya satuan berat unsur atau senyawa kimia setiap hari.
Atau tingkat konsentrasi zat pencemar dalam air buangan. Misalnya,
maksimum ppm. unsur senyawa kimia yang diizinkan. Kemudian jumlah
maksimum yang dapat dibuang dalam setiap unit produksi. Misalnya dalam
produksi setiap ton kertas tidak diperbolehkan sekian kilogram zat padat
dan lain sebagainya. Dengan demikian, di samping perkiraan atas
pengaruh yang bersifat kimia, fisis dan biologis, maka dituntut
perkiraan mengenai biaya keseluruhan teknologi lingkungannya, usianya,
semua fasilitas yang digunakan, teknik penggunaannya, metode operasinya,
dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan yang berdampak pada berubahnya
tatanan lingkungan karena kegiatan manusia atau oleh proses alam
berakibat lingkungan kurang berfungsi. Pencemaran berakibat kualitas
lingkungan menurun, sehingga menjadi fatal jika hal itu tak bisa
dimanfaatkan sebagaimana fungsi sebenarnya. Ini disadari, keadaan
lingkungan yang ditata sebaik-baiknya untuk menjaga kehidupan kini dan
mendatang. Perubahan ini bukannya menunjukkan perkembangan yang optimis
dan mengarah pada tuntutan zaman, namun malahan sebaliknya.
Kemunduran yang seperti itu dimulai dari sebuah
gejala pencemaran dan kerusakan lingkungan yang belum begitu nampak.
Pencemaran itu lebih banyak terjadi karena limbah pabrik yang masih
murni, dan mereka belum melalui proses waste water treament atau
pengolahan. Dampaknya pada lingkungan secara umum, jelas sangat merusak
dan berakibat fatal bagi lingkungan secara keseluruhan. Oleh karena itu
perlu adanya kesadaran bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup. Kita perlu memperkirakan pada
perencanaan awal suatu pembangunan yang akan kita lakukan. Sehingga
dengan cara demikian maka dapat dipersiapkan dapat dipersiapkan
pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya dan mengupayakan
dalam bentuk pengembangan positif dari kegiatan pembangunan yang
dilakukan tersebut.
Kebijaksanaan lingkungan ditujukan kepada pencegahan
pencemaran. Sarana utama yang diterapkan adalah pengaturan dan instrumen
ekonomik. Sarana pengaturan sifatnya tradisional dan biasanya berupa
izin serta persyaratan pemakaian teknologi pencemaran. Instrumen
ekonomik merupakan hal yang relatif baru. Contohnya: pungutan (charges)
pencemaran udara dan air serta uang jaminan pengembalian kaleng atau
botol bekas (deposit fees). Mulanya pencemaran diakibatkan dampak
teknologi buatan manusia atau hasil produksi yang sudah tidak bisa
dimanfaatkan. Akibat pengembangan industri, sistem transportasi,
permukiman akan menimbulkan sisa buangan, gas, cair dan padat yang jika
dibuang ke lingkungan hidup akan menimbulkan dampak yang besar terhadap
kehidupan manusia.
Proses perkembangan teknologi, pembangunan dan
peningkatan populasi (jumlah banyaknya penduduk) selama dekade-dekade
terakhir mengakibatkan berlipatnya aktivitas manusia dalam upaya
pemenuhan kebutuhan pokok kehidupannya. Aktivitas manusia itu sendiri
merupakan sumber pencemaran yang sangat potensial. Di samping adanya
sumberdaya alam, alam air dan tanah, udara adalah sumberdaya alam yang
mengalami pencemaran sebagai akibat sampingan dari aktivitas manusia
itu. Selain dari aktifitas manusia, proses alami, seperti misalnya
kegiatan gunung berapi, tiupan angin terhadap lahan gundul berdebu dan
lain sebagainya juga merupakan sumber dari pencemaran udara.
Menurut sifat penyebaran bahan pencemarannya, sumber
pencemar udara dapat dikelompokkan ke dalam, sumber pencemar udara
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu sumber titik, sumber
area, sumber bergerak. Sumber titik dan area dapat dijadikan satu
kelompok, sehingga pengelompokannya menjadi dua, yakni sumber stationer
dan sumber bergerak. Termasuk ke dalam sumber stationer adalah kegiatan
rumah tangga, industri, pembakaran sampah, letusan gunung berapi.
Sedangkan sumber bergerak adalah kendaraan angkutan.
Konsentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam
udara bebas dipengaruhi banyak faktor, yaitu konsentrasi dan volume
bahan pencemar yang dihasilkan suatu sumber, sifat khas bahan pencemar,
kondisi metereologi, klimatologi, topografi dan geografi. Sehingga
tingkat pencemara udara sangat bervariasi baik terhadap tempat maupun
waktu. Bahan pencemar udara digolongkan dalam dua golongan dasar, yaitu
partikel dan gas. Dari banyak jenis gas yang berperan dalam masalah
udara adalah SO 2, NO 2, CO, Oxidan, Hydrocarbon, NH 3 dan H2. Dalam
konsentrasi yang berlebih, gas-gas tersebut sangat berbahaya bagi
manusia dan hewan, tanaman dan material, dan berbagai gangguan lain.
Melihat kondisi pencemaran itu, adalah penting bagi kita untuk menyadari
bahwa ini ancaman yang serius bagi manusia. Karenanya pengetahuan
lingkungan perlu ditingkatkan guna mencapai kesadaran masyarakat.
Pengendalian Pencemaran
Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya pencemaran adalah perubahan tatanan lingkungan alam atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi. Akibat lainnya adalah tidak atau kurang berfungsi satu atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan kegiatan manusia yang mengakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan ini barangkali yang paling fatal adalah, menurunnya kualitas sumberdaya dan kemudian tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya pencemaran adalah perubahan tatanan lingkungan alam atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi. Akibat lainnya adalah tidak atau kurang berfungsi satu atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan kegiatan manusia yang mengakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan ini barangkali yang paling fatal adalah, menurunnya kualitas sumberdaya dan kemudian tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Dengan akibat-akibat seperti itu maka sudah tidak
bisa ditunda lagi bahwa pencemaran haruslah, tidak sekedar dihindari,
akan tetapi diperlukan juga tindakan-tindakan preventif atau pencegahan.
Pencegahan terhadap pencemaran merupakan upaya yang sangat besar bagi
penyelamatan masa depan bumi, air dan udara di dunia ini. Sebelumnya,
pencemaran memang sudah banyak sekali terjadi. Tidak hanya di negara
maju di mana industrialisasi sudah mencapai puncaknya, namun juga di
negara-negara yang sedang berkembang di mana proses dan praktek
industrialisasi mulai diterapkan. Dengan demikian, industrialisasi yang
tidak memenuhi standar kebijaksanaan lingkungan hidup adalah faktor
utama mengapa pencemaran terjadi.
Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, maka perlu dengan
perkiraan pada perencanaan awal, sehingga dengan cara demikian dapat
dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya
dan mengupayakan pengembangan dampak positif dari kegiatan tersebut.
Sehubungan dengan itu, maka diperlukan analisis mengenai dampak
lingkungan sebagai proses dalam pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan rencana kegiatan.
Pencemaran pada sungai misalnya, harus dihindari dan
dicegah karena sungai merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Terlebih lagi karena sungai adalah sumber air yang
digunakan untuk makan dan minum bagi makhluk hidup. Di samping itu,
sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana penunjang utama dalam
pembangunan nasional. Karena itu pemerintah hendaknya memperhatikan
pelestarian sungai. Pelestarian sungai dari pencemaran meliputi
perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas kerusakan
dari sifat aslinya. Misalnya dengan dikeluarkannya PP No. 35 tahun 1991
tentang sungai, sebagai pelaksanaan UU No 11/1974 tentang pengairan,
maka peraturan itu bisa digunakan sebagai pedoman dalam rangka
menjalankan aktivitas yang pada akhirnya mengancam bahaya kelestarian
sungai. Hal ini berpedoman pada prinsip bahwa air dalam sungai akan bisa
menjadi sumber malapetaka.
Pencemaran akibat industri misalnya, merupakan hal
yang harus dihindari karena, baik polusi udara yang diakibatkannya
maupun buangan limbah hasil proses pengelolahan barang mentahnya sangat
berbahaya bagi makhluk hidup. Jika industrialisasi merupakan proyek
pembangunan yang tak bisa dihindari guna kemajuan manusia, maka
setidaknya harus ada landasan bagaimana industriaisasi yang tak
merugikan. Pencegahan pencemaran industri dimulai dari tahap perencanaan
pembangunan maupun pengoperasian industri. Hal tersebut meliputi
pemilihan lokasi yang dikaitkan dengan rencana tata ruang; studi yang
menyangkut pengaruh dari pemilihan industri terhadap kemungkinan
pencemaran dengan melalui prosedur AMDAL maupun ANDAL; pemilihan
teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi; dan yang lebih
penting lagi adalah pemilihan teknologi yang tepat guna proses
pengelolahan limbah industri termasuk daur ulang dari limbah tersebut.
Hal ini penting mengingat kebutuhan kelestarian lingkungan yang ada di
sekitarnya.
Dalam UU No. 23/1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPLH) pasal 14 ayat 2 dinyatakan bahwa di samping
ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup, ketentuan mengenai
pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya
diatur dengan PP. Mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
dalam pasal 17 UULH dinyatakan bahwa: Ketentuan tentang pencegahan dan
penanggulangan perusakan dan pencemaran lingkungan hidup beserta
pengawasannya yang dilakukan secara menyeluruh dan atau secara sektoral
ditetapkan dengan Peraturan Perundangan. Dengan melihat kepedulian
pemerintah dalam hal penyelamatan lingkungan hidup, maka masyarakat pun
harus mendukung sekaligus mengontrol dari pelaksanaan berbagai kebijakan
itu. Sebab yang demikian inilah yang disebut sebagai partisipasi dari
kesadaran masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Barber, Charles Victor, Suraya Afiff, Agus Purnomo.
1997. Meluruskan Arah Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia.
Terjemahan Marina Malik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2000. Hukum Tata Lingkungan. Edisi ke-7. Cetakan ke-15. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hawley, H. Amos. 1950. Human Ecology, A Theory of Community Structure. New York: The Ronald Press Company.
Metzner, Joachim dan N. Daldjoeni. (ed). 1987. Ekofarming Bertani Selaras dengan Alam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Moran, F. Emilio. 1979. Human Adaptabilty, An Introduction to Ecological AnthropologyAn Introduction to Ecological Anthropology. Colorado: Westview Press.
Pamulardi, Bambang, S.H. 1999. Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan. Jakarta: Rajawali Press.
Rahardjo, Satjipto. 1987. Ilmu Hukum. Bandung: Penerbit Alumni.
Rangkuti, Siti Sundari. 2000. Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional. Surabaya: Airlangga University Press.
Salim, Emil, 1992. Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Gramedia.
Soejono, S.H., M.H. Hukum Lingkungan dan Peranannya dalam Pembangunan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Subagyo, P. Joko, S.H. 1999. Hukum Lingkungan, Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, Eggi dan Riyanto. 1999. Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika Bisnis di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Sunggono, Bambang SH, MS. 1994. Hukum Lingkungan dan Dinamika Kependudukan. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.
Silalahi, M. Daud, Dr. 1996. Pengaturan Hukum Sumberdaya Air dan Lingkungan Hidup di Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.
Steiner, Frederick. 2002. Human Ecology, Following Nature’s Lead. Washington-Covelo-London: Island Press.
Usman, Rachmadi. 1993. Pokok-pokok Hukum Lingkungan Nasional. Jakarta: Akapress. Hlm. 3.
Wijoyo, Suparto. 1999. Penyelesaian Sengketa Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Zain, Alam Setia SH. 1997. Hukum Lingkungan: Konservasi Hutan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
_________________. 1997. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2000. Hukum Tata Lingkungan. Edisi ke-7. Cetakan ke-15. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hawley, H. Amos. 1950. Human Ecology, A Theory of Community Structure. New York: The Ronald Press Company.
Metzner, Joachim dan N. Daldjoeni. (ed). 1987. Ekofarming Bertani Selaras dengan Alam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Moran, F. Emilio. 1979. Human Adaptabilty, An Introduction to Ecological AnthropologyAn Introduction to Ecological Anthropology. Colorado: Westview Press.
Pamulardi, Bambang, S.H. 1999. Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan. Jakarta: Rajawali Press.
Rahardjo, Satjipto. 1987. Ilmu Hukum. Bandung: Penerbit Alumni.
Rangkuti, Siti Sundari. 2000. Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional. Surabaya: Airlangga University Press.
Salim, Emil, 1992. Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Gramedia.
Soejono, S.H., M.H. Hukum Lingkungan dan Peranannya dalam Pembangunan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Subagyo, P. Joko, S.H. 1999. Hukum Lingkungan, Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, Eggi dan Riyanto. 1999. Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika Bisnis di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Sunggono, Bambang SH, MS. 1994. Hukum Lingkungan dan Dinamika Kependudukan. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.
Silalahi, M. Daud, Dr. 1996. Pengaturan Hukum Sumberdaya Air dan Lingkungan Hidup di Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.
Steiner, Frederick. 2002. Human Ecology, Following Nature’s Lead. Washington-Covelo-London: Island Press.
Usman, Rachmadi. 1993. Pokok-pokok Hukum Lingkungan Nasional. Jakarta: Akapress. Hlm. 3.
Wijoyo, Suparto. 1999. Penyelesaian Sengketa Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Zain, Alam Setia SH. 1997. Hukum Lingkungan: Konservasi Hutan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
_________________. 1997. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Selasa, 13 Desember 2011
Hierarki Biodiversity
Posted by Akbar
On 20.02
Hirarchi
biodiversitas adalah urutan dalam jenjang klasifikasi dari berbagai kategori
keanekargaman hayati yang terdapat didalam komunitas bumi ini dimana ragam yang
terbesar adalah ragan dalam sifat genetik atau gen , diikuti dengan ragam
spesies atau jenis serta ragam dalam ekosistemnya.
Secara
sederhana digambarkan hirarchi biodiversitas sebagai berikut :
- Keragaman ekosistemnya
- Keragaman jenis dan species
- Keragaman dan genetiknya
Rabu, 07 Desember 2011
HABITAT DAN RELUNG
Posted by Akbar
On 20.39
Habitat, yaitu tempat dimana suatu makhluk hidup biasa diketemukan. Semua makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang biasa disebut habitat. Untuk menemukan suatu organisme tertentu, perlu diketahui dulu tempat hidupnya (habitat), sehingga ke habitat itulah pergi mencari atau berjumpa dengan organisme tersebut. Semua organisme atau makhluk hidup mempunyai habitat atau tempat hidup. Contohnya, habitat paus dan ikan hiu adalah air laut, habitat ikan mujair adalah air tawar, habitat buaya muara adalah perairan payau, habitat monyet dan harimau adalah hutan, habitat pohon bakau adalah daerah pasang surut, habitat pohon butun dan kulapang adalah hutan pantai, habitat cemara gunung dan waru gununl; ndalah hutan Dataran tinggi, habitat manggis adalah hutan dataran rendah dan hutan rawa, habitat ramin adalah hutan gambut dan daerah dataran rendah lainnya, pohon-pohon anggota famili Dipterocarpaceae pada umumnya hidup di daerah dataran rendah, pohon aren habitatnya di tanah darat iInfaran rendah hingga daerah pegunungan, dan pohon durian luibitatnya di tartan darat dataran rendah.
Kamis, 24 November 2011
Ayam atau Telur ? Duluan yang Mana ? Ini Jawaban Ilmiahnya !!
Posted by Akbar
On 09.25
Melalui komputer super, tim dari Universitas Sheffield dan Warwick, Inggris menemukan jawabannya. Apakah itu? Ayam.
Kepada laman Harian The Sun, ketua tim peneliti menjelaskan bagaimana mereka berhasil memecahkan teka-teki tersebut.
"Apa yang kami temukan adalah 'kecelakaan' yang menyenangkan. Awalnya, tujuan penelitian kami adalah menemukan bagaimana binatang membuat cangkang telur."
Menurutnya, selama ini, masyarakat telah menganggap remeh ayam. Kami tidak menyadari proses luar biasa yang ditunjukan para ayam dalam proses pembuatan telur.
Rabu, 23 November 2011
Sejarah Angkringan (jogja)-Hik(Solo)
Posted by Akbar
On 21.17
Apa yang anda lakukan ketika merasa suntuk sekaligus lapar, jenuh dengan aktifitas sehari-hari dan ingin melepas penat tanpa merogoh kocek terlalu dalam? Jika anda tinggal atau kos di Jogja, entah itu kuliah atau bekerja, anda tentu sudah tidak asing dengan yang namanya “angkringan” bukan? Ya, angkringan bisa kita temukan di mana saja di sepanjang jalan yang ada di Jogja. Kita juga bisa menemukannya di Solo, hanya saja namanya berbeda. Di Solo sebutannya “hik”. Ada yang mengatakan itu kepanjangan dari “hidangan istimewa kampung”. Sedangkan angkringan berasal dari kata bahasa Jawa “angkring” yang artinya duduk santai, biasanya dengan melipat satu kaki ke kursi. Yang jelas angkringan Jogja dan hik Solo tidak jauh berbeda ciri-cirinya. Malam ini Jogja cerah sekali cuacanya. Rembulan terlihat setengah lingkaran, seperti semangka keemasan melayang di langit malam yang hitam. Saya ingin menikmatinya sambil ngangkring si dekat kosan saya di daerah Sagan, tepatnya di jalan Herman Yohanes. Ada yang belum pernah ngangkring? Waa..kemana saja mbak?
Senin, 14 November 2011
Pengertian Mobile Learning
Posted by Akbar
On 19.42
M-Learning (mobile learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan device bergerak seperti telepon genggam, PDA, Laptop dan tablet PC, dimana pembelajar dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun mereka berada.
Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn (Quinn 2000) sebagai : … The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-learning independent of location in time or space. Berdasarkan definisi tersebut, mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik.
Pengembangan Model Mobile Learning Sebagai Strategi Pengembnagan Elearning
Posted by Akbar
On 19.40
Abstrak: Pengembangan elearning dalam dunia pendidikan memerlukan banyak faktor antara lain; teknologi infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), mencakup lingkungan yang mendukung, kebijakan pimpimpinan dan budaya. Mobile learning merupakan manufaktur dan adaptasi elearning yang di desain lebih sederhana dan memiliki fungsi yang efektif bagi dunia pembelajaran.
Tujuan program mobile learning yakni, untuk mempermudah belajar siswa di mana dan kapan pun. Karena memiliki karakteristik yang praktis di bawa kemanapun, maka mobile learning memiliki ketertarikan tersendiri. Seiring perkembangan di dunia mobile/ponsel dengan berbagai kecanggihan teknologi, banyak fitur yang mampu menyediakan kebutuhan belajar siswa maupun pendidikan. Dengan mobile yang terkoneksi dengan internet, maka sudah pasti bias menjelajah dunia manapun termasuk dalam mencari bahan ajar yang mendukung bagi pembejaran.
Pertimbangan adanya keefektifan belajar berbasis mobile menjadikan penulis untuk selalu menawarkan pengembangan model yang mutakhir guna membantu siswa maupun pendidik untuk lebih mudah dalam pembelajarn minimal dapat memberikan motivasi belajar siswa.
Kata kunci: mobile learning, elearning, pengembangan
Tujuan program mobile learning yakni, untuk mempermudah belajar siswa di mana dan kapan pun. Karena memiliki karakteristik yang praktis di bawa kemanapun, maka mobile learning memiliki ketertarikan tersendiri. Seiring perkembangan di dunia mobile/ponsel dengan berbagai kecanggihan teknologi, banyak fitur yang mampu menyediakan kebutuhan belajar siswa maupun pendidikan. Dengan mobile yang terkoneksi dengan internet, maka sudah pasti bias menjelajah dunia manapun termasuk dalam mencari bahan ajar yang mendukung bagi pembejaran.
Pertimbangan adanya keefektifan belajar berbasis mobile menjadikan penulis untuk selalu menawarkan pengembangan model yang mutakhir guna membantu siswa maupun pendidik untuk lebih mudah dalam pembelajarn minimal dapat memberikan motivasi belajar siswa.
Kata kunci: mobile learning, elearning, pengembangan
Rabu, 02 November 2011
REVOLUSI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI MOBILE LEARNING
Posted by Akbar
On 21.58
A. PENDAHULUAN
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
Senin, 31 Oktober 2011
Sabtu, 29 Oktober 2011
Unsur Hara Dalam Tanah (Makro dan Mikro)
Posted by Akbar
On 09.32
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman :
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro : Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
Unsur Hara Mikro : Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro : Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
Unsur Hara Mikro : Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil
Unsur Hara Makro
Unsur hara makro meliputi:
Unsur hara makro meliputi:
Rabu, 26 Oktober 2011
Teknik Pembuatan Pupuk dari limbah Pengolahan Ikan yang Tidak Berbau
Posted by Akbar
On 21.31
Limbah cair pembuatan tepung ikan merupakan salah satu contoh limbah pengolahan ikan. Limbah ini umumnya dibuang begitu saja ke lingkungan sehingga menimbulkan masalah yang sangat serius. Dengan digunakannya limbah cair pengolahan tepung ikan ini sebagai bahan baku pembuatan pupuk, maka pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Dilain pihak, petani dan petambak dapat memperoleh pupuk yang harganya murah dengan kualitas baik dan bahan bakunya dari dalam negeri. Pengusaha tanaman dan penggemar tanaman hias, telah lama menggunakan pupuk dari limbah ikan. Akan tetapi pupuk dari limbah ikan yang diimpor ini harganya sangat mahal. Pupuk dari limbah pengolahan ikan ini disukai pengusaha bunga dan tanaman hias lainnya karena pupuk ini menyebabkan daun tanaman menjadi lebih mengkilap dan segar, tanaman berbunga lebih banyak dan bunga bertahan lebih lama.
Minggu, 23 Oktober 2011
TEKNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Posted by Akbar
On 13.37
Pupuk organik Padat / Kering dapat terbuat dari serasah tanaman, daun, ranting yang jatuh ke tanah dan akar-akar / bagian tanaman yang telah mati. Bahan-bahan tersebut secara cepat dan tepat akan dimetabolisme oleh mikroorganisme (jasad renik; mahluk hidup berupa satwa atau tumbuhan) yang diubah menjadi bahan humus yang stabil.
Ada beberapa Pupuk Organik Padat / Kering yang dapat dibuat :
Pupuk KOMPOS dan Pembiakan Mikro Organisme Lokal (MOL)
Pupuk KOMPOS beasal dari jerami atau sisa-sisa tanaman; rerumputan, dedaunan yang proses
pelapukannya menggunakan kotoran hewan .
Berikut Cara Pemuatan KOMPOS :
PEMBUATAN KOMPOS
Bahan-bahan : Jerami, dedak, dedaunan dan bahan organik lainnya.
Cara Membuat :
Bahan Organik disusun berlapis-lapis. Lapisan berturut-turut dari bawah adalah : jerami, kotortan hewan, dedaunan dan dedak. Setiap lapisan disiram dengan MOL. Ketebalan masing-masing lapisan 10 s/d 15 Cm. Tumpukan Bahan Organik ini ditutup dengan plastic. Pengadukan dilakukan setiap 10 hari. Untuk mempercepat p[ngomposan ditambahkan STARTER. Ciri-ciri kompos yang sudah jadi yakni apabila dikepal tidak panas dan remah.
PEMBIAKAN MOL
CARA PEMBIAKAN MOL :
Semua bahan-bahan dihancurkan/ dihaluskan kemudian dicampur dalam ember, diaduk sampai rata lalu ditutup dengan kain. Lakukan pengadukan setiap hari selama 7 s/d 15 hari (Proses Fermentasi). Bahan siap diaplikasikan/digunakan.
Kegunaannya : 1. Untuk Pembuatan KOMPOS
2. Diaplikasikan langsung ke tanaman dengan dosis 1 Liter untuk 10 liter air.
Rabu, 19 Oktober 2011
Pemanfaatan Limbah Ikan Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik
Posted by Akbar
On 18.39
Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat dan berkembang. Disamping kekayaan ikan di kawasan Indonesia yang berlimpah serta usaha untuk meningkatkan hasil tangkapnya yang terus menerus dilaksanakan, ternyata baru mencapai nilai 35% saja yang dapat dicapai.
Dari data yang dapat dikumpulkan, setiap musim masih terdapat antara 25 – 30% hasil tangkapan Ikan Laut yang akhirnya harus menjadi ikan sisa atau ikan buangan yang disebabkan karena berbagai hal.
- Keterbatasan pengetahuan dan sarana para nelayan di dalam cara pengolahan ikan. Misalnya, hasil tangkapan tersebut masih terbatas sebagai produk untuk dipasarkan langsung (ikan segar), atau diolah menjadi ikan asin, pindang, terasi serta hasil-hasil olahannya.
- Tertangkapnya jenis-jenis ikan lain yang kurang berharga ataupun sama sekali belum mempunyai nilai di pasaran, yang akibatnya ikan tersebut harus dibuang kembali.
Resep Kecap Ikan (Produk hasil Fermentasi)
Posted by Akbar
On 17.25
Kecap Ikan
Kecap merupakan produk hasil fermentasi Anaerob, Kecap ikan memiliki cita rasa yang berbeda dengan kecap yang dibuat dari kacang kedelai, warnanya bening kekuningan sampai coklat muda dengan rasa asin yang relatif serta banyak mengandung senyawa-senyawa nitrogen.
Komposisi kimia kecap ikan
Komposisi | Jumlah (mg/l) |
Keasaman | 2,5 – 3 |
NaCl | 275 -280 |
N Organik | 11,2 – 22 |
N Formol Titrasi | 8 – 16 |
N Amonia | 3,5 – 7 |
N Asam Amino | 4,5 - 9 |
Sumber : Rahayu 1993
Rabu, 12 Oktober 2011
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN OTONOMI DAERAH
Posted by Akbar
On 15.37
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk ke dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan. Namun demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumberdaya alam tertentu juga mempunyai keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Antara lingkungan dan manusia saling mempunyai kaitan yang erat. Ada kalanya manusia sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya, sehingga aktivitasnya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya.
Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri.
Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, oleh sebab itu dalam makalah ini dicoba diungkap secara umum sebagai gambaran potret lingkungan hidup, khususnya dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup di era otonomi daerah.
Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri.
Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, oleh sebab itu dalam makalah ini dicoba diungkap secara umum sebagai gambaran potret lingkungan hidup, khususnya dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup di era otonomi daerah.
Bentuk Lahan Berdasar Pembentuknya
Posted by Akbar
On 15.35
Hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi akan meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentu disetiap roman muka bumi ini . Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan proses eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas , kecepatan jenis dan lamanya salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah menyebabkan kenmapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain umumnya berbeda.
Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat dibedakan menjadi :
• Bentuk asal struktural
• Bentuk asal vulkanik
• Bentuk asal fluvial
• Bnetuk asal marine
• Bnetuk asal pelarutan karst
• Bnetuk asal Aeolen / Glasial
• Bentuk asal denudasional
BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.
BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
BENTUK LAHAN ASAL FLUVIAL
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.
Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan.
BENTUK LAHAN ASAL MARINE
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja.
Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
BENTUK LAHAN ASAL PELARUTAN (KARST)
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh batugamping.
BENTUK LAHAN ASAL GLASIAL
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
BENTUK LAHAN ASAL AEOLEAN (ANGIN)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
• Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
• Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.
• Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.
Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat dibedakan menjadi :
• Bentuk asal struktural
• Bentuk asal vulkanik
• Bentuk asal fluvial
• Bnetuk asal marine
• Bnetuk asal pelarutan karst
• Bnetuk asal Aeolen / Glasial
• Bentuk asal denudasional
BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.
BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
BENTUK LAHAN ASAL FLUVIAL
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.
Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan.
BENTUK LAHAN ASAL MARINE
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja.
Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
BENTUK LAHAN ASAL PELARUTAN (KARST)
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh batugamping.
BENTUK LAHAN ASAL GLASIAL
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
BENTUK LAHAN ASAL AEOLEAN (ANGIN)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
• Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
• Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.
• Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.
Sabtu, 01 Oktober 2011
Bahagia & Sukses dengan 5 Hukum Penciptaan
Posted by Akbar
On 11.48
Hukum sebab-akibat (hukum penciptaan) merupakan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk alam kehidupan ini. Bila diuraikan, hukum sebab-akibat dapat dirangkum menjadi 5 hukum alam yang saling berkaitan, yaitu :
1. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction)
Sebagaimana telah diuraikan oleh Erbe Sentanu : Apa yang kita pikirkan dan rasakan (positif/negatif) akan menarik alam untuk mewujudkannya.
Bila kita merasa kekurangan (negatif), maka alam akan mewujudkan kekurangan tsb. Demikian juga sebaliknya, bila kita merasa kelebihan maka alam akan mewujudkan kelebihan tsb.
2. Hukum Menerima dan Memberi
Apa pun yang kita terima (positif maupun negatif), sebenarnya berasal dari apa yang telah kita berikan (positif maupun negatif).
Semua yang kita terima selama ini, merupakan hasil pemberian kita sebelumnya.
Kebaikan yang kita terima, karena kita telah memberi kebaikan pada alam (orang lain).
Ilmu yang kita fahami (terima), karena kita telah memberi ilmu ke alam ini (ke orang lain).
Jadi berusalah “memberi” kalau kita ingin “menerima”.
3. Hukum Kesesuaian (Law of Compliances)
Apa yang terjadi di luar kita, sebetulnya PENCERMINAN dari apa yang terjadi di dalam diri kita.
Dalam hidup ini kita akan berada dalam kondisi yang mencerminkan diri kita sendiri; kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang mencerminkan diri kita sendiri.
Oleh karena itu, kita harus mampu mengubah (meningkatkan) diri kita menjadi lebih positif dari sebelumnya dan lihatlah perubahan besar yang akan terjadi dalam hidup kita.
4. Hukum Pengisian
Apa pun yang kosong di alam ini, akan diisi oleh alam.
Kosongkan (sedekahkan) hal2/barang2 yang sudah tidak terpakai lagi, maka alam akan mengisinya kembali dengan hal2/barang2 baru yang bermanfaat bagi kita.
5. Hukum Pertumbuhan
Apa pun yang kita kerjakan, semakin lama imbalannya kita terima, semakin besar imbalan tsb; karena akan ditumbuhkan oleh alam.
Oleh karena itu, jangan pernah lelah berusaha keras mewujudkan impian anda. Jangan pernah lelah memperbaiki/meningkatkan diri. Jangan pernah merasa sia-sia melakukan sesuatu yang benar dan baik.
Bila kita menyadari adanya ke 5 hukum tersebut, dan mampu menerapkannya secara positif, maka insyaAllah hidup kita akan dipenuhi dengan kesuksesan, sehat, sejahtera dan bahagia di dunia dan akherat.
Semua yang terjadi pada diri kita adalah yang terbaik, bila kita telah berusaha semaksimal mungkin; dan tentu saja bila kita mampu mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya, serta ikhlas menerima semua yang terjadi (negatif maupun positif).
Sumber : http://www.facebook.com/notes/supiani-indragung/sukses-bahagia-dengan-5-hukum-penciptaan/10150766746055034
1. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction)
Sebagaimana telah diuraikan oleh Erbe Sentanu : Apa yang kita pikirkan dan rasakan (positif/negatif) akan menarik alam untuk mewujudkannya.
Bila kita merasa kekurangan (negatif), maka alam akan mewujudkan kekurangan tsb. Demikian juga sebaliknya, bila kita merasa kelebihan maka alam akan mewujudkan kelebihan tsb.
2. Hukum Menerima dan Memberi
Apa pun yang kita terima (positif maupun negatif), sebenarnya berasal dari apa yang telah kita berikan (positif maupun negatif).
Semua yang kita terima selama ini, merupakan hasil pemberian kita sebelumnya.
Kebaikan yang kita terima, karena kita telah memberi kebaikan pada alam (orang lain).
Ilmu yang kita fahami (terima), karena kita telah memberi ilmu ke alam ini (ke orang lain).
Jadi berusalah “memberi” kalau kita ingin “menerima”.
3. Hukum Kesesuaian (Law of Compliances)
Apa yang terjadi di luar kita, sebetulnya PENCERMINAN dari apa yang terjadi di dalam diri kita.
Dalam hidup ini kita akan berada dalam kondisi yang mencerminkan diri kita sendiri; kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang mencerminkan diri kita sendiri.
Oleh karena itu, kita harus mampu mengubah (meningkatkan) diri kita menjadi lebih positif dari sebelumnya dan lihatlah perubahan besar yang akan terjadi dalam hidup kita.
4. Hukum Pengisian
Apa pun yang kosong di alam ini, akan diisi oleh alam.
Kosongkan (sedekahkan) hal2/barang2 yang sudah tidak terpakai lagi, maka alam akan mengisinya kembali dengan hal2/barang2 baru yang bermanfaat bagi kita.
5. Hukum Pertumbuhan
Apa pun yang kita kerjakan, semakin lama imbalannya kita terima, semakin besar imbalan tsb; karena akan ditumbuhkan oleh alam.
Oleh karena itu, jangan pernah lelah berusaha keras mewujudkan impian anda. Jangan pernah lelah memperbaiki/meningkatkan diri. Jangan pernah merasa sia-sia melakukan sesuatu yang benar dan baik.
Bila kita menyadari adanya ke 5 hukum tersebut, dan mampu menerapkannya secara positif, maka insyaAllah hidup kita akan dipenuhi dengan kesuksesan, sehat, sejahtera dan bahagia di dunia dan akherat.
Semua yang terjadi pada diri kita adalah yang terbaik, bila kita telah berusaha semaksimal mungkin; dan tentu saja bila kita mampu mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya, serta ikhlas menerima semua yang terjadi (negatif maupun positif).
Sumber : http://www.facebook.com/notes/supiani-indragung/sukses-bahagia-dengan-5-hukum-penciptaan/10150766746055034
Jumat, 29 Juli 2011
Koleksi Ucapan Ramadhan
Posted by Akbar
On 19.55
Maaf pulsa amal anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ke surga, untuk itu isilah segera pulsa amal anda di bulan puasa ini. Met ramadhan…
Kembang melati sungguh indah,
Di tengah halaman jadi hiasan.
Harum ramadhan tercium sudah,
Salah dan khilaf mohon dimaafkan.
Di tengah halaman jadi hiasan.
Harum ramadhan tercium sudah,
Salah dan khilaf mohon dimaafkan.
Anak melayu mengail ikan,
perahu berlabuh ditengah lautan.
Sambil menunggu datangnya ramadhan,
jari kususun mohon ampunan.
perahu berlabuh ditengah lautan.
Sambil menunggu datangnya ramadhan,
jari kususun mohon ampunan.
Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh.
Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia mendung.
Jika hati seindah bulan, bingkailah ia dengan iman.
Mohon kemaafan agar ramadhan ini penuh keikhlasan.
Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia mendung.
Jika hati seindah bulan, bingkailah ia dengan iman.
Mohon kemaafan agar ramadhan ini penuh keikhlasan.
Moga Allah jadikan subuhmu ceria,
dhuhurmu bahagia,
asarmu terpelihara,
maghribmu bermakna
dan isyakmu memberi keberkahan selamanya.
Moga doamu tidak ditolak, rezekimu diluaskan
dan dibuka pintu syurga yang tiada tandingan.
dhuhurmu bahagia,
asarmu terpelihara,
maghribmu bermakna
dan isyakmu memberi keberkahan selamanya.
Moga doamu tidak ditolak, rezekimu diluaskan
dan dibuka pintu syurga yang tiada tandingan.
Selamat mengisi bulan Ramadhan.
marhaban ya ramadhan
selamat datang bulan suci
selamat datang bulan suci
namamu senantiasa di hati
kedatanganmu selalu dinanti
fadhilah & ganjaranmu ramai dicari
ibadahmu diberkati
dan kepergianmu pun ditangisi
kedatanganmu selalu dinanti
fadhilah & ganjaranmu ramai dicari
ibadahmu diberkati
dan kepergianmu pun ditangisi
selamat menggapai ridha ilahi
Segagah apapun diri,
bukanlah pahlawan jika nafsu tak dapat dilawan.
Setinggi apapun derajat,
bukanlah mulia jika tak ada iman di dada.
Setinggi langitpun ilmu,
bukanlah bijaksana jika tak diamal dan diguna.
Sealim apapun akhlak,
bukanlah ulama jika takabur dan riyak.
bukanlah pahlawan jika nafsu tak dapat dilawan.
Setinggi apapun derajat,
bukanlah mulia jika tak ada iman di dada.
Setinggi langitpun ilmu,
bukanlah bijaksana jika tak diamal dan diguna.
Sealim apapun akhlak,
bukanlah ulama jika takabur dan riyak.
Selamat menyambut Ramadhan
Dalam kesakitan teruji kesabaran
Dalam perjuangan teruji keikhlasan
Dalam ukhuwah teruji ketulusan
Dalam tawakkal teruji keyakinan
Hidup ini amat indah jika Allah menjadi tujuan
Dalam perjuangan teruji keikhlasan
Dalam ukhuwah teruji ketulusan
Dalam tawakkal teruji keyakinan
Hidup ini amat indah jika Allah menjadi tujuan
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan
Bila canda membuat tertawa
Hati bahagia wajah ceria
Maaf dipinta segala dosa
Sambut gembira puasa mulia
Selamat menjalankan ibadah Ramadhan
Mencuci tangan di pinggir telaga, Pohon serumpun indah di tepiannya, Bulan suci Ramadhan hampirlah tiba, Mohon ampun maaf di pinta.
Embun suci di pagi hari, hati yg bersih ‘kan lahir kembali. Bulan ramadhan t’lah menanti, bersihkan diri menghadap Ilahi.
Mohon maaf atas segala khilaf yang ada, selamat menunaikan ibadah puasa, semoga ibadah kita diterima Allah ta’ala.
Sangatlah cantik kain pelikat… Dipakai orang pergi ke pekan.. Puasa Ramadhan sudahlah dekat.. Salah & khilaf mohon dimaafkan..
jika semua harta adalah racun, maka zakatlah penawarnya.
jika seluruh umur adalah dosa, maka tobatlah obatnya.
jika seluruh bulan adalah noda, maka Ramadhan lah pemutihnya.
anak melayu mengail ikan, perahu berlabuh ditengah lautan.
sambil menunggu datangnya ramadhan, jari ku susun mohon ampunan.
Jika hati ini seringkali jengkel, Jadikan ia jernih sejernih XL,
Jika hati ini seringkali iri, Jadikan ia cerah secerah MENTARI,
Jika hati ini seringkali dendam, Jadikan ia penuh kemesraan FREN
Jika hati ini seringkali dengki, Jadikan ia penuh SIMPATI
Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Ya Ramadhan
Bebaskan Diri dari ROAMING dosa,
Raihlah HOKI Raihlah JEMPOL dari Ilahy
Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.
Sebelum cahaya padam, Sebelum hidup berakhir,
Sebelum pintu tobat tertutup,
Sebelum Ramadhan datang, saya mohon maaf lahir dan bathin
gersang bumi tanpa hujan
gersang akal tanpa ilmu
gersang hati tanpa iman
gersang jiwa tanpa amal
marhaban ya ramadhan…
Seiring terbenam mentari di akhir Sya’ban
tibalah kini bulan Ramadhan
Pesan ini sebagai ganti jabat tangan
tuk memohonkan maaf dari kekhilafan
Marhaban yaa Ramadhan
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Akbar de Nayaka. Diberdayakan oleh Blogger.