"Color Run" sebuah fenomena baru di kalangan remaja saat ini, emang apa sih Color run itu? pentingkah buat pribadi kita??? yaa.. akan coba saya kupas disini..
Color run, tentu bukan orang yang pakai kolor (istilah jawa = Pakai celana Kolor yang biasa dipakai untuk celana dalam). Color run sendiri berassal dari tradisi Holy di India yang diadopsi oleh orang Amerika. Dalam budayanya, pada bulan tertentu umat Hindu khususnya di India merayakan festival Holy dengan tujuan menyambut awal musim semi, dalam perayaan ini mereka berharap akan membawa berkah selama setahun ke depan. Mereka percaya dengan menaburkan bubuk warna warni menggambarkan keceriaan dan pengharapan yang besar akan kebahagiaan dimsa datang. Selain itu mereka juga percaya bubuk warna warni melambangkan penghapusan dosa.
Nah, dari budaya inilah perayaan color run diadopsi oleh orang Amerika menjadi sebuah perayaan seperti pesta dalam bentuk taburan bubuk warna warni tanpa ada tujuan yang jelas. Sampai kemudian moment ini sampai juga di Indonesia. Awal tahun 2015 kegiatan colorrun sudah merambah di wilayah kami kabupaten Kudus dan Jepara. Banyak anak-anak muda yang antusias mengikuti kegiatan ini, meskipun harus merogoh kocek minimal 25.000,- mereka rela demi mengikuti kegiatan seperti itu. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kesenjangan sosial
Kemudian setelah acara selesai, bubuk
warna warni yang bertebaran disepanjang jalan akan terlihat mengotori jalanan dan siapa yang akan membersihkan
itu semua?, mereka para petugas kebersihan yang akan merasakan lelahnya
membersihkan kotornya jalanan akibat huvoria itu. Kita diajarkan sejak kita
masih kecil tentang pentingnya menjaga kebersihan, tapi sekarang budaya itu
sudah merubah segalanya. Adakah kita berpikir sampai kesana? saya rasa tidak ada.
Mereka hanya berpikir, dengan mengikuti kegiatan ini mereka merasa bangga, yang diapresiasikan dengan foto-foto selfie, berposeria yang kemudian diunggah ke media sosial. Dan dari situlah mereka merasa bangga bisa mengikuti modernisasi yang katanya nge Hits.
Memang sangat mudah kita menerima budaya dari luar tanpa ada penyaringan terlebih dahulu, kita lupa
bahwa kita juga punya budaya yang luhur yang mengajarkan tentang kehidupan yang
harus dijaga bersama, tapi kita tidak memikirkan itu, yang kita pikirkan adalah
huvoria dan gaya hidup yang glamor. yang paling miris, disaat orang tua mereka kesusahan, mereka tidak mikir sama sekali, merasa tanpa beban meminta uang kepada orang tua yang hanya dihamburkan untuk kegiatan yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Sadarlah wahai pemuda, budayamu sekarang
sudah mulai terkikis dan terasingkan oleh budaya luar. Kita bersama punya
tanggung jawab untuk mempertahankannya. Kalau bukan pemudanya siapa yang akan
menjaga dan mewariskannya sampai keanak cucu kita nanti.
Khusus anak-anakku, mohon hentikan kegiatan "Colorrun" ini karena tidak ada manfaatnya sama sekali. Ingat, Orang tua kalian masih susah membiayai sekolah kalian, jangan menambah beban mereka.
1 Coment:
Wei adsense mas....
....
Posting Komentar