Plastik,
plastik dan plastik. Tiga kata tersebut menjadi salah satu musuh besar
lingkungan. Selain membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai sendiri,
partikel-partikel bahan aditif di dalam plastik juga berpotensi
mengganggu kesehatan.
Permasalahan tersebut sudah mendapatkan banyak solusi dari berbagai penelitian yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan di belahan dunia. Hasilnya adalah material bioplastik yang mudah diurai oleh alam dan tanpa meninggalkan material berbahaya lainnya. Di antaranya bersumber dari jamur, jagung, dan bahan-bahan organik lainnya. Meski demikian penelitian untuk mendapatkan alternatif pengganti plastik terus berlanjut. Bukan hanya tumbuhan yang menjadi referensi para ilmuwan tersebut, tetapi bahkan hewan pun sudah mereka lirik. Selain udang dan ayam, kini ilmuwan juga telah berhasil mengembangkan bioplastik yang diinspirasi dari serangga. Para ilmuwan di Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering di Harvard University telah mampu membuat plastik dari campuran salah satu material terkuat di alam yang dihasilkan laba-laba dan udang, keduanya adalah satu keluarga arthropoda.. Fibro protein yang terdapat pada benang laba-laba dan chitin yang terdapat pada cangkang udang adalah paduan sempurna untuk menghasilkan bioplastik yang bisa diubah-ubah kekuatannya sesuai dengan kebutuhan, seperti yang telah dilakukan para ilmuwan tersebut. Menurut mereka, Shrilk -demikian mereka menyebut material itu- memiliki kekuatan dan ketangguhan seperti aluminium alloy. Bahkan Shrilk juga lebih ringan hampir setengahnya. Meski mempunyai kekuatan yang setara dengan aluminium alloy, Shrilk masih mempunyai elastisitas tinggi dan mudah dibentuk dengan hanya mengatur kadar air selama dalam proses pembuatannya. Mulai dari elastis hingga sangat kaku, Shrilk mempunyai karakteristik yang memungkinkan untuk mencapainya. Tidak hanya untuk keperluan sebagai bahan dasar bioplastik, material baru tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk aplikasi dalam bidang kesehatan, seperti benang yang umum digunakan untuk menjahit luka, tetapi memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, serta penutup luka untuk memberikan kulit beregenerasi kembali. (planethijau.com/ humasristek)
sumber : http://www.ristek.go.id
|
0 Coment:
Posting Komentar